Thursday, September 13, 2018

Kehilangan ayah adalah patah hati terhebat

Papi, how are you?
I just listened to Evie Claire's audition for America's got talent and she sang for her dying dad. It must be very hard for her, just as that was and is hard for me to lose you. She sang Arms by Christina Perri in such a way that I just started crying and couldn't stop.

So again, how are you papi?
I hope you are great and you are already in heaven.

This is cliche, but i really miss you. I am okay but I miss you so so much and nobody knows, or to be exact, nobody will probably understand this pain. People might just listen or pretend to listen and they would think that it's normal to be sad but not normal to still be sad. Sometimes I wish I could meet a person who share the same ache like me dad, so that we can talk and cry and feel better after that.

If one day someone asks me to cry in less than 1 minute, I only have to think about you and I will make it at 10 seconds.

Papi, watch me in heaven ya. Come to my dreams to scold me if I do stupid things in this life.

I am sorry if I let you down

Tuesday, September 11, 2018

Dan akhirnya beliau meninggalkan kami semua

Hari ini tanggal 12 September 2018, saya akhirnya siap untuk membuka hati untuk menceritakan salah satu kisah tersedih dalam hidup saya.

Papi koma sejak 22 Agustus 2016 dan beliau akhirnya meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 2018.

Anggaplah post ini merupakan post pertama dari rangkaian cerita yang akan saya bagikan. Khususnya untuk teman-teman yang keluarganya atau kerabatnya juga mengalami persistent vegetative state, saya harap cerita-cerita ini akan membuat kalian kuat. Memang tidak mudah, tapi apa yang harus kita lakukan jika menjadi kuat adalah satu-satunya hal yang harus kita lakukan.

Hidup kita 100% berubah saat orang tua kita mengalami sakit stroke. Dalam cerita saya, papa saya terkena penyakit stroke secara mendadak, kemudian beliau koma dan tidak pernah sadar hingga akhir hidupnya.

Friends, banyaaaaaaak sekali hari-hari dimana saya dan keluarga bisa nangis sendiri teringat papi. Sedih yang tidak akan pernah sembuh, bahkan hingga hari ini. Dan saya rasa untuk seterusnya. Hati tidak rela beliau sakit, tidak rela beliau tidak sempat sadar, tidak rela kenapa kami yang diberikan cobaan seperti ini.

Maka untuk kalian yang kebetulan menemukan blog ini dan memutuskan membacanya, ketahuilah bahwa saya menulis setiap post di blog ini dengan perasaan yang sepenuhnya tercurahkan.

Dan tidak ada hari terlewatkan tanpa saya mendoakan alm papi saya. Seperti janji saya dihari kepergiannya, beliau akan terus hidup setiap hari di dalam doa saya.

Yuk kita mulai ceritanya dari awal.