Wednesday, October 31, 2018

Homecare: Persiapan di rumah untuk pasien stroke

Setelah 2 bulan di rumah sakit, tiba saatnya papa saya pulang..

Meskipun hati sedih karena beliau pulang ke rumah dalam kondisi tidak sadar, padahal saat meninggalkan rumah di tanggal 18 Agustus 2016, beliau yang nyetir mobil sendiri ke rumah sakit, tapi aku tetap ada rasa bahagia beliau bisa pulang.

Semoga dengan berada di rumahnya sendiri, beliau jadi lebih nyaman dan bisa cepat pulih dan sadar.

Berikut adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk pasien stroke dan terutama pasien vegetatif state yang tidak sadar. Oh ya, semua yang saya sebutkan di bawah ini bisa dibeli di Pasar Pramuka (langganan saya Arga Medical di depan pasar pramuka) dan beberapa bisa dibeli online di marketplace.

- Ranjang rumah sakit yang bisa di naik turunkan. Ada yang manual maupun menggunakan remote, tergantung kemampuan untuk beli karena harganya lumayan mahal
- Kasur dekubitus: Kasur angin yang bentuknya ada rongga-rongganya sehingga mengurangi kemungkinan luka bokong bagi pasien yang terlalu lama berbaring. Kasur dekubitus ini satu paket dengan ranjang rumah sakit itu.
- Kursi roda khusus yang ada senderan dan bantalan, juga spesial untuk bagian menaruh kaki
- Papan tilting: Ini penting untuk pasien yang tidak sadar karena tidak bisa gerak jadi ditaruh di papan tilting agar bisa berdiri dan meminimalisir penyakit yang mungkin timbul akibat tidak bisa bergerak. Papan tilting ini waktu itu kami pesan secara custom, ada yang elektrik (seperti di rumah sakit), ada juga yang perlu di tilt manual (perlu 2 orang biasanya)
- Tabung oksigen + regulator oksigen: Harus siap sedia karena saturasi oksigen pasien bisa tiba-tiba menurun, atau keliatan sesak nafas
- Alat suction: Di kasus saya, sewaktu itu leher papi sudah dibuat bolongan (trakeostomi) dan dimasukan alat yang memudahkan dia bernafas dan juga bisa suction air liurnya, karena beliau koma tidak bisa membuang air liur sendiri
- Alat uap/nebulizer: Untuk membantu beliau supaya batuk-batuknya tidak kering dan bisa disuction.
- Alat pengukur gula darah, kolesterol dan asam urat, tapi yang terpenting adalah gula darah, kenapa? Karena pasien stroke kebanyakan apalagi seperti papi saya hanya bisa berbaring dan sangat sangat rentan bokongnya luka karena hanya berbaring, belum lagi karena panasnya memakai popok terus. Kalau gula naik, luka jadi cepat muncul, cepat membesar dan sulit untuk kering. Kasin kan kalau harus begini
- Alaa pengukur tekanan darah: Alat ini bisa mengukur tekanan darah (sys dan dia), juga pulse
- Genset: butuh gak butuh. Tapi untuk pasien trakeostomi yang secara berkala harus suction, genset penting saat mati listrik agar pasien bisa terus di suction dan tidak mengganggu pernafasannya
- Bola tangan: Nggak tau nama officialnya apa, tapi ini bola yang ada duri2 lembutnya di luar dan seperti squishy. Ini bisa bantu pasien stroke yang sadar agar bisa menggerakkan sendiri dan mendapatkan kembali tenaga untuk menggenggam. Kalau sama papa saya, kami yang kepalkan bola ini di genggamannya lalu kami bantu genggam bareng agar bisa merangsang saraf2 beliau.

Kebutuhan rutin yang harus selalu siap sedia:
- Susu
Dokter menyarankan minum susu kacang dan susu bubuk diabetasol yang plain. Untuk susu kacang kami beli merk UNISOY (keluaran singapore, bungkus oranye) dan Melilea.
Kenapa tidak susu merk lainnya yang banyak di supermarket? Untuk kondisi papa saya, beliau tidak bisa minum susu lain selain diabetasol rasa tawar karena gulanya akan langsung naik. Kalau gula naik, gampang luka dan sulit kering
- Oatmeal
Membantu beliau agar lebih kenyang. Oatmealnya di blender halus dan dicampur dengan susu.
- Sarung tangan: untuk menjaga kesterilan bagi perawat dan pasien khususnya dalam mengganti popok dewasa
- Tisu basah
- Tisu kering
- Duoderm CGF: ini plester sangat bagus untuk luka karena sudah ada antibiotiknya, tapi agak sulit dicari. Tapi di tokopedia ada yang jual. Duoderm ini ada 2 macam yaitu yang extrathin dan yang CGF. Kalau CGF ini tebal jadi kami pikir lebih nyaman buat pasien. did pasar pramuka juga jual tapi gak semua toko jual.
- Selang suction: Untuk suction air liur dari mulut/tenggorokan. Untuk ukuran selangnya konsultasikan ke dokter/perawat rumah sakit dulu. Papa saya pakai ukuran 12. Kita beli sekali 1 dus isi 50an biar lebih hemat. Sehari ganti 1x selang suction, kalau di rumah sakit, bisa 2-3x ganti selang. Setelah selang suction dipakai, jangan lupa dibersihkan dengan NaCL/air mineral biasa tapi steril.
- Kantong urin: Papa saya awalnya pakai namun sudah tidak lagi, Puji Tuhan setelah 1 bulanan pulang ke rumah, beliau bisa kencing sendiri secara natural, jadi kami stock popok dewasa aja yang banyak.
- Lidi kapas untuk membersihkan luka sekitar lubang trakeostomi
- Wooden tongue depressor, biasa digunakan sama suster untuk membersihkan lidah dan bagian dalam mulut, karena beliau tidak bisa disikatkan giginya.
- Perban: Bayak yang jual perban yang dibungkus kemasan steril di Pasar Pramuka. Kenapa pakai yang ini dan tidak perban husada yang dijual di supermarket? Perban ini sudah digunting dan ukurannya sesuai untuk memudahkan perawat dalam membalut luka atau sekitar trakeostomi pasien
- Lotion: Opsional agar kulitnya tidak kering. Kami pakaikan beliau Jergens dan terbukti memang bikin kulit beliau jadi moist.
- Popok dewasa: merk Lifree lebih murah beli di JD.ID, kalo kualitas masih lebih bagus dr. P tapi lifree juga lumayan. Merk dr Kang, otto atau lainnya kurang cocok sama papi karena cepat bocor dan cepat lepas perekatnya. Kita beli yang perekat bukan yang  model celana, karena lebih mudah digunakan dengan kondisi beliau
- Underpad
- NaCL: untuk merendam selang trakeostomi, membersihkan selang suction dan membersihkan luka pasien

Treatment bagi penderita stroke dan sudah dicoba oleh papi:
- Akupuntur
- Angong Niu Huan Wan
- Fisioterapi
- Terapi infus: yang terkenal di Jakarta dan sudah dicoba papi adalah dr Halimin di sunter dan dr Lazuardi di dekat RS Husada.
- Terapi pijat tradisional: yang pakai alat2 kayak ulekan, atau pakai tangan saja sudah kami coba, dan  kami keluarganya pun coba dipijat juga, sakit sekali rasanya. bedanya kami bisa teriak dan meggeliat kesakitan sedangkan papi saya hanya bisa menunjukan sakitnya melalui ekspresi wajahnya.
- Ke orang pintar: akan dibahas di entry lain mengenai hal spiritual ini karena agak sensitif.

Hal krusial lainnya: Care taker atau suster.
Saya dapar suster dari agen. Ada yang cocok ada yang gak cocok. Ada yang banyak mau dan sombong karena terbiasa merawat orang ternama, ada yang memang merawat dengan sepenuh hati. Ada yang manja karena maunya ada 1 suster lagi buat jaga pasien. Saran saya: Dari awal harus set standard kita ke suster. Harus tegas namun juga harus memperlakukan mereka seperti teman karena mereka yang akan menjaga, memandikan, memberi obat ke saudara kita yang sakit. Dan tidak ada suster yang sempurna. Ada yang kerjanya bagus, sepenuh hati, tapi main HP terus. Ada yang kerjanya bersih banget tapi sombong, ada yang kerjanya rajin dan nggak perhitungan, tapi mulutnya nerembel (suka berantem sama keluarga pasien). Saat papi sakit, ada satu-dua hari lah dimana kami tidak ada suster dan harus rawat sendiri. Memang tidak mudah merawat pasien koma, namun jadi lebih banyak ambil pelajaran hidup, lebih tabah dan menguatkan satu sama lain.

Catatan lain yang berkenaan dengan papi sakit:
- Ambulans free dari DKI. Saya tidak tau apakah saat ini masih ada (waktu itu jaman Ahok) dan bagaimana mekanismenya saat ini, tapi jujur ambulans gratis ini sangatlah membantu meskipun kadang sulit didapat karena high demand, tapi kalau telpon 1 hari sebelumnya biasa dapat kok. Yang dibutuhkan: KTP pasien, surat ijin praktek dokter (kalau dibawanya tidak ke rumah sakit) dan ada form lainnya.
- BPJS. Selama papi sakit, kami pernah menggunakan BPJS 2x, dan sisanya biaya sendiri (puji Tuhan dicukupkan). BPJS, seperti banyak orang pernah cerita, memang harus bersabar untuk antri. Perlakuan perawat atau dojternya pun berbeda-beda tergantung masing-masing orang, dan tidak bisa saya generalisasikan kalau pakai BPJS pasti begini begitu. Hanya saja, dengan kondisi papa saya yang full tidak sadar dan harus berbaring, tidak memungkinkan untuk menunggu begitu lama.

Sekian entry ini. Semoga bisa membantu dan jangan putus harapan.

1 comment:

  1. Halo Kalyana, boleh contact saya? saya mau minta tolong tanya mengenai persiapan rawat dirumah, kondisi vegetatif juga, dan seebentar lagi akan dipulangkan dari rumah sakit. terima kasih

    ReplyDelete